Minggu, 19 Oktober 2008

mengapa kemasan perlu di desain

Mengapa Kemasan perlu diDesain?

Saat kita berada di sebuah supermarket, berjajar berbagai macam produk yang dipajang dalam sebuah rak panjang. Semua produk ditempatkan sesuai dengan jenis dan kelompoknya. Ada bagian khusus untuk produk makanan, produk rumah tangga, produk makanan anak dan lain-lain. Pada saat konsumen mempunyai daftar belanja yang sudah pasti, maka dengan mudah memasukkan produk-produk tertentu ke dalam keranjangnya. Bagi sebagian konsumen yang lain, pasti akan membandingkan, menimbang, dan memilih salah satu produsen dari sekian banyak jenis produk yang sama. Misalnya untuk jenis produk susu balita, tersedia berbagai macam pilihan produsen dan macam produknya. Dalam hal ini konsumen pasti akan memilih mana yang terbaik dan sesuai untuk kebutuhan anaknya. Ketika konsumen melihat, membandingkan, menimbang, dan memilih, saat itulah konsumen berinteraksi dengan kemasan dari sebuah produk.

Dengan pertimbangan kemasan sebagai media komunikasi yang melekat langsung pada produknya, maka kemasan dituntut untuk menarik secara visual, informatif, dan andal secara fisik. Untuk menjawab tuntutan tersebut, sebuah kemasan tentu saja harus direncanakan dan ditangani secara sungguh-sungguh. Sedikit cela dalam sebuah kemasan dapat mempengaruhi penjualan produk yang bersangkutan. Apalagi bila konsumen cukup jeli memperhatikan kemasan produk tersebut. Sebuah kemasan merupakan bagian dari strategi pemasaran sebuah produk, sehingga peranan kemasan tidak bisa diabaikan begitu saja.

Ada beberapa fungsi kemasan yang sangat perlu diperhatikan sebagai sebuah pertimbangan dalam proses perencanaan dan desainnya. Beberapa ahli mempunyai pandangan sendiri tentang pengelompokkan fungsi kemasan tersebut, tetapi sesungguhnya satu dengan yang lainnya saling melengkapi dan hanya istilah saja yang membuatnya berbeda.

Fungsi Fisik Kemasan

Sebuah kemasan mempunyai fungsi yang paling dasar secara fisik sebagai sebuah wadah dan pelindung dari produk yang ada di dalamnya. Sebagai sebuah wadah dan pelindung, maka secara fisik, sebuah kemasan harus andal terhadap benturan, tekanan, temperatur, air, debu, dan lain-lain. Tidak hanya andal bagi produk di dalamnya, sebuah kemasan juga harus direncanakan dengan mempertimbangkan penempatan dan penyimpanannya terutama dalam jumlah banyak. Umumnya sebuah kemasan akan disimpan secara bertumpuk, sehingga harus diperhitungkan barapa tumpukan maksimal yang aman dan sesuai untuk sebuah jenis produk tertentu. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya untuk direncanakan adalah kemudahan secara fisik saat pengepakan dan distribusinya. Bahkan harus dipikirkan juga ketika produk tersebut sampai pada pengguna (end-user). Faktor ergonomi cukup berperan dalam pengembangan desain kemasan.

Sebagai upaya menjawab tuntutan fungsi fisik sebuah kemasan, keterlibatan konsep desain kemasan mulai berjalan seiring dengan berbagai pertimbangan teknis. Artinya, mau tak mau desainer harus mengenali material dan teknologi pengemasan yang baik, sifat, jenis, karakter, dan kekuatan bahan kemasan tersebut.

Fungsi Informasi Kemasan

Sebuah kemasan yang baik tidak hanya andal secara fisik, tetapi juga harus memenuhi fungsinya untuk memberikan informasi kepada konsumen. Informasi yang diberikan adalah segala sesuatu yang dipandang perlu untuk diketahui pada tahap konsumen hendak membeli produknya. Umumnya sebuah kemasan akan menuliskan dalam kemasan tersebut siapa konsumen yang tepat untuk jenis produknya. Sebuah produk kadang hanya sesuai untuk kelompok umur tertentu dan bahkan hanya diperuntukkan bagi pria atau wanita saja. Pada kemasan konsumen juga akan mendapatkan informasi tentang bahan baku apa saja yang digunakan dalam proses produksinya, termasuk bagaimana cara penggunaan yang tepat sesuai dengan kelompok penggunanya. Saat ini konsumen sudah pasti akan memperhatikan juga tanggal kadaluwarsa sebuah produk.

Sebuah contoh yang menarik untuk fungsi informasi sebuah kemasan adalah produk susu untuk balita. Banyak sekali pilihan yang ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan susu bagi balita. Mulai dari produk A, B, C, sampai Z. Sebuah produk susu A bahkan masih memiliki varian sendiri. Ada A1 dengan rasa vanilla, A2 dengan rasa coklat, dan seterusnya.. Itupun masih dibedakan lagi untuk balita dengan usia 1 tahun, 2 tahun, 3-5 tahun dan seterusnya. Sudah pasti akan ada bagian yang menjelaskan kandungan gizi dan vitamin dalam produk susu tersebut. Ada yang mengandung DHA, DHA dan AA, dan sebagainya. Bahkan demikian banyaknya sampai konsumen harus benar-benar teliti untuk menyesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anaknya. Berapa sendok per gelas untuk setiap harinya pasti juga akan dapat ditemui dalam kemasan tersebut. Apalagi tangga kadaluwarsa dari produk tersebut pasti tidak luput untuk dicantumkan. Semua informasi ini diberikan tidak sekadar sebuah pengumuman belaka, melainkan juga sebagai pemikat hati konsumen sekaligus sebagai wujud tanggung jawab produsen kepada konsumen.

Fungsi Penjualan

Dalam persaingan bisnis, para pelaku yang terlibat di dalamnya berlomba untuk memasarkan produknya agar konsumen berminat melihat dan membelinya. Sebuah kemasan dalam kaitannya dengan fungsi penjualan, ibaratnya adalah sebuah iklan yang mampu memancing atau membujuk konsumen agar tertarik dengan produknya. Sebagai sebuah pembujuk maka kemasan dituntut untuk tampil menarik secara visual di hadapan konsumen. Estetika dan nilai bisnis dari sebuah kemasan menjadi perhatian utama para produsen.

Saat ini bila kita memperhatikan kemasan produk parfum sudah sangat beraneka ragam. ,asing-masing produk tampil dengan desain kemasan yang berbeda. Setiap desain kemasannya akan menyesuaikan dengan karakter wewangian yang dihasilkan parfum tersebut. Di samping itu, kemasan parfum juga tersedia dalam kemasan plastik, kaleng, dan botol. Bahkan beberapa jenis parfum berani menampilkan desain kemasan yang unik, yang bagi seseorang sangat menarik untuk dikoleksi. Pada tahap ini sebuah kemasan akan menjadi daya pikat tersendiri. Sehingga tidak jarang seorang konsumen membeli sebuah produk hanya karena bentuk kemasannya yang indah dan unik.

Sebagai alat penjual, kemasan adalah media pemikat terakhir yang bisa memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Kemasan dalam kaitannya sebagai alat penjual adalah sebuah pembujuk yang tidak tampak. Diam tapi menjual. Itu sebabnya desain kemasan secara visual juga sangat perlu diperhatikan sebagai salah satu strategi bisnis.



sumber dari http://niappa.wordpress.com/2007/11/27/mengapa-kemasan-perlu-didesain/